Story from Nederland part 1

Diposting oleh arifpemenang , Selasa, 21 Mei 2013 23.15

Ingat catatan saya tentang LOA itu ada? Ya ini adalah lanjutan dari mimpi - mimpiku yang aku tulis 5 tahun yang lalu dan saat ini sudah tercapai. Perjalanan via Garuda Airlines. Setelah 20 jam lebih perjalanan dari Jakarta akhirnya sampai juga kami di Schipol Airport Nederland pada pukul 07.30 WIB (Waktu Indonesia Belanda. hehehe). Oh ya, saya beruntung karena diajak teman saya mbak Riski untuk mengikuti pelatihan bisnis di negeri Belanda. Jadi saya berkesempatan untuk mengunjungi negara nan jauh di sana. Sebuah negara yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya.


Bandara milik Belanda ini benar – benar besar. Sampai kaki bengkak baru nyampai di pintu keluar. Mr Christ Willemsen pengusaha yang membina kami, sudah menyambut kedatangan kami di pintu keluar. Sebelum menuju parkiran kami melihat tulisan AMSTERDAM yang ternyata ada di depan bandara. Tak lupa narsis juga di bunga tulip merah yang sangat menawan, seelok wajahmu #eaaaaa.



Langsung saja bersama Mr. Christ Willemsen (panggilannya christ) kami menuju tempat kami menginap di kota Otterlo. Jarak tempuh 200 km hanya sekitar 1,5 jam karena kebetulan jalannya cukup sepi mengingat pada saat saya datang adalah hari libur. Maka sampailah kami di hotel Kruller, hotel yang sederhana namun sangat indah. Saya mendapat kamar paling atas dengan fasilitas bisa membuka genteng untuk menikmati pemandangan sekitar hotel. Dulu aku mengira bahwa Belanda itu hanya memiliki gedung yang tinggi, ternyata selama aku di sana hanya melewati persawahan dan hutan. Sawah – sawah yang hanya dipenuhi oleh rumput dan binatang ternak. Saat perjalanan ke Otterlo saya dapat melihat berbagai hewan ternak seperti sapi, ayam, kuda, babi dan banteng. Semua hewan itu gemuk – gemuk. Saya tidak tahu teknologi apa yang digunakan untuk membuat seperti itu.

Selepas mandi di hotel, Christ mengajak saya untuk mengunjungi rumahnya dan bertemu dengan istri beliau. Selama perjalanan kami menemui banyak hal yang menarik. Mulai tempat yang bernama tempat kemerdekaan Nelson Mandela, kapal kecil yang digunakan sebagai hotel, jalur khusus sepeda di hutan, jalur mobil berada di kanan dan sisi sopir mobil ada di kiri, kota – kota dengan bangunan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Orang di Belanda paling banyak mengendarai sepeda sebagai transportasi jarak dekat. Di sini jarang terlihat motor, hanya satu motor matic yang saya lihat selama perjalanan. Kuusahakan selalu bercakap dengan Christ walaupun bahasa inggrisku gak begitu bagus. Menanyakan hal yang belum aku ketahui di Belanda.

Mobil kami memasuki komplex perumahan Christ. Semua rumah di komplex ini mempunyai kebun di depan maupun belakang rumah. Rumah kecil tetapi desainnya sangat menarik. Penyusunan ruang dan tata letak interior yang membuat rumah menjadi nyaman. Di sanalah kami disambut oleh Mrs. Christ Willemsen yang sangat ramah. Banyak suguhan yang diberikan kepada kami. Kemudian berjalanlah kami di belakang rumah dan Christ meminjam kami sepeda. Kami kemudian bersepeda sekitar perumahan dan sampailah ke peternakan kuda. Tak lupa kami bernarsis ria untuk berfoto – foto di area itu. Setelah capek narsis, kami kembali di rumah. Kami disuguhi teh dari berbagai merek. Orang sini meminum teh atau kopi tanpa memakai gula. Apabila ingin minum air putih cukup dengan air dari kran. Karena airnya emang untuk minum. Desain pintu depan rumah dibuat dobel. Setelah aku tanya ke Mrs. Christ Willemsen, dibuat dobel supaya angin gak bisa masuk ke dalam rumah saat angin kencang atau ada salju.


Christ mengajak kami ke pasar malam di kota Arnhem. Acara ini hanya dilakukan setahun sekali, itupun hanya sehari. Kami sungguh beruntung bisa mendatangi festival itu. Desain festival pasar malam itu seperti bazar di Surabaya. Pedagang mendirikan stand di area jalan raya. Saya jadi tahu bahwa gratis, korting, kantor itu adalah bahasa belanda. Saya juga melihat penjual sate dan lumpia di festival ini. Senang sekali ada makanan Indonesia di sini. Sayang, satenya adalah sate babi dan penjual berasal dari negara Suriname. Penjual lumpia yang merupakan makanan khas semarang juga dijual oleh orang vietnam.




Kami mencoba berbagai makanan yang ada di sana. Untuk berhati – hati saya tidak makan daging, kecuali seafood. Mampirlah kami di sebuah stand yang menjual makanan yang unik. Diberikanlah tester sebuah makanan yang bentuknya aneh. Emang lidah Indonesia, makanan saya muntahkan dan saya buang ke tempat sampah. Gimana gak aneh, kulit paprika dan di dalamnya ada keju. Kebayang gak rasaya itu makanan. Terus saya nyoba udang, ternyata enak rasanya. Christ membelikan kami udang itu, harganya cukup mencengangkan. 5 euro untuk camilan sederhana itu. Kemudian dilanjutkan belanja keperluan mandi, karena saya pikir di hotel sudah lengkap peralatan mandi. Ternyata hanya ada sabun aja. Masuklah saya di sebuah Minimarket. Saya ingin membeli shampo, sikat gigi dan pasta gigi. Harganya gila, mahal banget  buat orang Indonesia. Beli tiga produk itu yang harusnya cuma habis 20 ribuan rupiah menjadi 7 Euro alias 90 ribuan rupiah. Itupun saya hanya ambil produk yang paling murah. Di sini ada koin yang nilainya 2 euro, 26 ribu rupiah. Di Indonesia, uang seribuan aja udah pake kertas. 


Capek kami berjalan ke sana kemari, akhirnya kami kembali ke rumah Christ dan dilanjutkan kembali ke hotel tempat kami menginap, kota Otterlo. Sampai di hotel kami dinner bersama. Melihat menu, jadi salah tingkah. Semua dalam bahasa Belanda. Terus dijelaskan satu persatu sama Christ makanan apa itu. Ternyata sama aja, saya gak tau jenis makanan yang dijelaskan oleh chris. Akhirnya saya dan mbak riski memilih makanan yang berasal dari ikan karena gak perlu disembelih. Dinner kali ini jatuh pada menu ikan putih. Jangan mengharapkan nasi di kota ini. Makanan di sini lebih banyak menggunakan pasta. Jangan berharap makanan dengan bumbu rempah atau pedas. Jadinya sangat aneh di lidah. Setelah itu lanjut ke kamar dan tidur. Di musim ini jarak Isya’ dan subuh hanya 3 jam. Isya’ jam 12 malem dan Subuh jam 03 pagi. Siangnya juga lebih lama dari Indonesia. Matahari terbit sekitar jam 5 pagi dan tenggelam sekitar jam 9 malam. Jadi cukup susah untuk mengatur waktu.  Sampai jumpa dengan cerita menarik lainnya.

0 Response to "Story from Nederland part 1"

Posting Komentar