LOA itu ada

Diposting oleh arifpemenang , Jumat, 20 Januari 2012 22.31

Sebelumnya saya ucapin terima kasih kepada Pak Samurai, menjadikan tulisan saya menjadi salah satu bagian bukunya yang membuat saya semakin termotivasi untuk menulis agar selalu bermanfaat. Saya akan jelasin dulu apa itu LOA. Mungkin istilah yang sudah tidak asing lagi bagi pembaca. LOA itu singkatan dari Law of Attraction, sebuah istilah yang dipopulerkan oleh Michael J. Losier dalam bukunya, yaitu tentang hukum tarik menarik. Simplenya, apa yang kita pikirkan secara berulang – ulang, itu yang akan terjadi, terlepas itu positif maupun negatif. Kalau dalam pemahaman saya LOA itu seperti sebuah DOA yang diajarkan oleh agama yang saya anut. Berdoa itu bisa kapan saja dan dimana saja dilakukan. Jadi apapun yang terjadi di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan. Ada sebab dan akibat. Semua itu sudah diatur oleh Sang Pencipta kehidupan ini.

Tentu saja saya menuliskan cerita ini bukan hanya sekedar teori saja. So, pengalaman – pengalaman bagaimana LOA itu bekerja secara nyata dan terjadi. Mungkin ada yang menyanggah itu sebuah kebetulan, tetapi menurut saya itu semua terjadi karena ada sebab akibat. Saya mengenal istilah LOA sejak saya SMA kelas 2 dulu. Walaupun saya berasal dari desa dan kurang pergaulan, akhirnya berusaha bagaimana menjadi yang terbaik ketika ada sebuah peluang.

Awal mulanya saya bergabung menjadi member MLM pada saat SMA. Waktu itu MLM lagi sangat marak di seluruh antero negeri ini, termasuk menjangkit siswa – siswa SMA yang sebenarnya minim sekali pengalaman. Dengan janji – janji yang luar biasa banyak yang tergiur di bisnis ini. Termasuk saya, pada saat itu pengen buktikan bahwa saya pun bisa bergaul. Eitttts, tapi jangan diliat dari negatifnya MLM saja. Banyak perilaku positif yang didapat dari pendidikan member MLM, ilmu itu tidak pernah didapatkan di bangku sekolah. Salah satunya adalah kebiasaan dulunya kurang menyenangkan, sekarang menjadi sebuah hobi. Pasti temen2 tau apa itu kan? Yaps, bener sekali membaca buku. Buku motivasi pertama yang saya baca adalah buku kecil bewarna hijau yang berjudul “How to win Friend and Influence of People” karya Dale Carnegie. Buku yang sangat menarik dan pas untuk saya baca. Berkat membaca buku itu saya yang awalnya kurang pergaulan menjadi orang yang mempunyai banyak teman, dan yang tidak berani presentasi di depan umum menjadi berani presentasi dengan penuh percaya diri walaupun pada awalnya ngomongnya terbata -bata. Bahkan banyak yang bilang, kalau sekarang muka saya muka tembok. Oleh karena itu pernah juga diundang sebagai pembicara di beberapa seminar karena kepedean saya. Hehehehe berguna juga ya…

Di tengah – tengah pelajaran kelas 3 SMA, tiba – tiba perut saya sakit. Saya belum pernah merasakan sesakit ini sebelumnya. Akhirnya saya diantarkan pulang oleh salah seorang teman. Walaupun sudah di rumah, sakitpun tak kunjung sembuh bahkan semakin parah. Bapak yang mendengar keluhan saya kemudian memanggil dokter ke rumah. Dokter yang dipanggil itu tidak mampu meredakan rasa sakit perut saya. Beliau meminta agar saya segera dibawa ke rumah sakit umum. Berangkatlah saya ke rumah sakit. Di ruang UGD saya diperiksa oleh dokter dan diagnosa mempunyai penyakit usus buntu. Ibu dan kerabat yang ada di kampung pun datang. Melihat tetesan air mata ibu karena saya sakit usus buntu membuat aku menangis juga. Takut yang terjadi esok. Dokter yang memeriksa menyarankan agar saya dioperasi besok pagi jam 5 pagi dan tak bisa ditunda. Perasaan takut semakin mendera dan tidak pernah membayangkan bagaimana rasanya dioperasi itu. Akhirnya pasrah saya coba menerima keputusan itu dengan bersabar.

Dari UGD dipindahkan ke kamar yang sangat jelek. Kamar kelas paling bawah, karena semua kamar sudah full. Kamar itu dihuni oleh 5 orang lebih dengan kamar mandi yang sangat pesing. Yang ada di pikiran, alangkah bersyukurnya orang yang sehat. Betapa mahalnya sehat itu. Manusia jarang mensyukuri semua nikmat itu. Pelajaran yang sangat beharga bagi saya mengenai rasa syukur dan iman. Sebelum saya tidur untuk persiapan operasi besok, saya tetap melaksanakan sholat isya’. Saya wudlu dengan air di kamar mandi yang penuh bau pesing. Walaupun mengganggu proses infus sehingga darah menjadi naik ke infus tetapi tetap kulakukan sholat itu dengan cara tetap berdiri. Saya mendapatkan sebuah jawaban dan keyakinan yang luar biasa. Saya berdoa kepada Allah untuk melindungi saya dari marabahaya yang datang.

Saya bangun lebih awal untuk melaksanakan sholat subuh dan tiba – tiba ada orang yang menjerit karena ada keluarganya meninggal pasca operasi. Keyakinan saya pun jadi semakin kuat, bahwa tubuh saya ini masih sehat dan tidak ada penyakit usus buntu. Pada saat dokter spesialis datang, dengan tegas saya bilang “dok, saya tidak sakit usus buntu. Saya sekarang merasa sangat baik”. Dokter agak terkejut dengan sikap saya dan beliaupun meninggalkan saya. Ibupun terheran dengan sikap saya yang tidak mau dioperasi. Kemudian dokter lain, dokter yang cukup jenaka datang untuk memeriksa darah. Mengambil sample darah untuk diperiksa di laboratorium. Sebelum mengumumkan hasilnya, tiba – tiba ada rombongan berbaju seragam putih – putih datang ke kamar saya. Para suster keheranan, mengapa ada tamu begitu banyak datang bukan pada waktu jam jenguk. Ternyata itu adalah teman – teman sekelas yang nekat dan merayu penjaga gerbang rumah sakit agar bisa menjenguk saya. Semangat saya semakin tinggi untuk segera sembuh. Sambil bercanda di kamar dan membuat para pasien ikut bersemangat juga. Kehadiran malaikat – malaikat penolong menjadikan sebuah motivasi yang kuat dan meyakinkanku bahwa aku tidak sakit. Dokter yang memeriksa saya juga merasa heran, ternyata sudah tidak ada penyakit di dalam tubuh saya dan bisa untuk pulang. Alhamdulillah ya Allah, segera saya meninggalkan rumah sakit yang sungguh menyakitkan, banyak tangisan, jeritan, dan penderitaan.

Esoknya langsung saja masuk sekolah dan teman – teman sekelas mendapat jatah menjadi petugas upacara. Karena tidak ikut latihan saya terpaksa hanya sebagai paduan suara. Hebatnya lagi sore langsung bermain bola. Tubuh saya merasa sangat segar dan sehat. Tetapi aku menjadi bahan olok – olokan teman sekelas. Gak apalah yang penting tetap bisa happy dan sehat. Seminggu kemudian saya mendengar anak dari teman bapak meninggal karena operasi usus buntu. Sebulan kemudian ada adik kelas yang meninggal juga karena operasi usus buntu. Kejadian itu yang membuat saya bersyukur sekali atas keputusan yang diambil pada waktu itu. Sebuah keyakinan sehingga menarik segala sesuatu yang positif dari alam semesta. Sebuah doa yang luar biasa. Hukum ketertarikan karena sikap positif dan semangat untuk hidup sehat. Sebuah karunia dan nikmat Allah yang luar biasa.

Cerita LOA tidak hanya terjadi sekali dalam hidup saya tetapi berkali – kali bahkan menyangkut nilai kuliah. Namun, saya hanya menceritakan bagian yang menurut saya paling berkesan. Kejadian kedua adalah hukum tarik menarik agar saya mendapat kesempatan untuk naik pesawat. Keinginan naik pesawat itu menjadi sebuah mimpi tersendiri bagi saya. Membayangkan pada saat take off, saat landing, dan kadang – kadang sambil imajinasi seolah – olah merasakan bagaimana naik pesawat. Bahkan di dalam mimpi juga.

Saya mendapat hadiah handphone smart dari bapak yang bisa digunakan internet di kos – kosan. Fasilitas itu saya manfaatin untuk mencoba hal baru termasuk ikut milis. Ternyata saya terdampar mengikuti milis dibawah naungan ASPPI (Asosiasi profesional pariwisata Indonesia). Waktu itu adalah bulan Juni 2009 dan saya masih menyandang status mahasiswa semester 4. Ada beberapa undangan tentang Fam Trip Lombok untuk persiapan visit 2012 di milis itu. Iseng – iseng aja ngisi formulir dan daftar ke panitia. Formulir juga sekedar file aja, jadi tidak perlu ngirim lewat fax atau pos. Saya pikir untuk mengikuti kegiatan itu perlu membayar berapa juta gitu.

Di pagi hari, pada saat saya bangun tidur membuka email (maklum masih maniak online) dan membuat mata saya terperanjak adalah saya diterima untuk mengikuti kegiatan Fam Trip Lombok. Ternyata itu kegiatan yang ditujukan untuk pengusaha travel di tanah air yang diadakan oleh pemerintah provinsi NTB. Sementara status saya belum punya usaha travel, tapi baru mau buka usaha travel. Alamat travel yang aku pakai adalah kos – kosan dan telponnya adalah nomer flexi yang angka depannya 8. Sehingga tidak kelihatan kalau flexi. Yang sesuatu banget….paling membahagiakan…..adalah perjalanan itu gratis tanpa dipungut biaya seperserpun kecuali naik pesawat terbang. Sementara saya masih punya tabungan 700 ribu. Akhirnya nekat ikut saja karena sangat kepingin bagaimana rasanya naik pesawat dan menikmati pulau Lombok. Ternyata yang saya dapatkan lebih dari yang saya harapkan. Sabarrrrr ya, cerita masih berlanjut. Hehehehhe

Satu hal yang saya lakukan adalah menelepon salah satu peserta Fam Trip itu yang bernama mbak Erni yang punya usaha Esa Wisata Surabaya. Saya booking pesawat lewat beliau karena cara beli pun belum terbayang. Akhirnya kita janjian jam 7 pagi hari jum’at di Bandara Juanda. Untuk ke sana pun harus nyasar – nyasar dulu karena belum pernah menginjakkan kaki di Bandara. Sampailah saya di bandara dan di sana ternyata sudah kumpul beberapa pengusaha travel dari Surabaya. Mulai dari sini saya diajari sama teman – teman caranya check in pesawat, dari awal sampai proses akhir. Sebenarnya gak pernah kebayang, untuk naik pesawat seribet itu. Pesawat pertama kali yang saya tumpangi adalah LION AIR. Saya pun masuk ke dalam pesawat dari pintu belakang sehingga bisa menikmati bentuk pesawat secara nyata dan dari dekat. Perlahan naik tangga pesawat dan disambut oleh pramugari yang cantik dan tinggi. Mencari tempat duduk sesuai dengan nomer check in tadi. Sebelum terbang dijelaskan bagaimana peraturan yang harus ditaati oleh penumpang. Hal yang mendebarkan segera datang, pesawat segera terbang. Berdoalah saya sebanyak – banyaknya agar seluruh penumpang selamat. Yupzz pesawat akhirnya take off dan 20 menit kemudian pesawat sudah stabil di angkasa. Kebetulan cuaca sangat cerah, jadi di pesawat seperti di ruangan tak bergerak saja. Akhirnya saya merasakan apa yang selalu pikirkan berulang – ulang terjadi. Hampir persis apa yang saya bayangkan, kecuali tekanan udara yang membuat telinga saya sakit. Hehehehe dasar wong ndeso….

Sampailah saya di Bandara Lombok, pada waktu itu masih kecil sekali. Belum ada bandara Internasional seperti saat ini. Kalau menurutku lebih mirip terminal. Kami disambut dengan baik oleh panitia. Kita dipertemukan dengan pengusaha travel dari seluruh tanah air. Hampir semua daerah ada perwakilan untuk menghadiri acara Fam Trip tersebut. Dari mereka ada pengusaha travel yang sangat besar. Banyak orang besar di sana. Kami melakukan perjalanan dengan bus yang sangat nyaman menuju hotel. Hotel tempat saya menginap adalah Holiday Resort, hotel berbintang 4 yang fasilitasnya tidak terbayang oleh imajinasi saya. Acara begitu padat sekali. Sampai di hotel langsung mandi. Karena tidak pernah nginep di hotel mewah (kecuali hotel kelas melati saat di Bali rekreasi SMA) untuk mandi pun saya bingung. Toiletpun tidak dilengkapi dengan selang air. Hanya dilengkapi tissue saja. Bener – bener American Style. Dengan malu – malu bertanya teman sekamar saya, pak Bagus. Gimana cara mandi di tempat yang mewah ini. Di kamar mandi yang ukurannya segede kamar kos saya. Ternyata pak Bagus sudah terbiasa menginap di hotel mewah. Selesai mandi pun kami bertukar cerita dan pengalaman masing – masing.

Waktu sudah menunjukkan makan malam (bahasa kerennya Dinner party). Untuk makan kita ditempatkan di hotel Senggigi. Dalam hati, makan malamnya seperti apa ya. Apa nasi kotak? Itulah dipikiranku, karena pada saat rekreasi di bali seperti itu. Hehehehehe.

Ternyata dugaan saya meleset, kita menuju pantai yang sangat terang walaupun di malam hari. Malam yang dihiasi sinar bulan purnama. Semakin mendekat, semakin terdengar suara musik tradisional. Benar – benar tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Ada pesta dinner party langsung di pinggir pantai dihiasi sinar bulan purnama yang indah, diselingi pertunjukan tarian – tarian dan drama tradisional. Rata – rata yang mengunjungi selain tamu Fam Trip adalah bule. Masakan yang disajikan juga menu terbaik hotel itu. Masakan seafood mewah yang belum pernah aku makan seumur hidupku. Disambut langsung oleh GM (General Manager) hotel itu. Bagaimana pelayan memasangkan sapu tangan di selipan bajuku agar tidak kotor. Menuangkan minuman ke gelas saya, entah minuman apa itu juga kurang tau tetapi rasanya enak. Deskripsi pada waktu itu adalah “saya makan makanan paling enak selama hidup saya sambil menikmati suara ombak ditepi pantai dihiasi oleh sinar bulan purnama yang elok sekali, diiringi oleh musik – musik tradisional Lombok yang membuat saya semakin terpukau”. Mungkin saya salah satu orang beruntung dari sekian yang pernah merasakan sajian pesta itu secara gratis dan paling mewah.

Dengan langkah goyah karena capek selesai acara Dinner party pun rombongan kembali ke hotel. Akhirnya saya tidur di hotel. Pagi hari selesai sholat subuh, saya dikagetkan oleh pemandangan dibalik kaca kamar hotel. Samudra yang sangat indah,bewarna biru seperti lukisan. Dihiasi gunung – gunung bewarna biru seberang lautan. Ternyata hotel sengaja dihadapkan langsung ke pantai sehingga penghuni kamar merasa nyaman. Dengan menyeruput kopi panas, saya menikmati pemandangan pantai dari serambi kamar hotel. Menikmati hidup yang belum pernah saya rasakan sama sekali dalam hidup saya. Sesuatu pencapaian yang luar biasa.

Hari berikutnya adalah mengunjungi berbagai daerah, termasuk menikmati hotel the santosa, senggigi, novotel, dan yang paling berkesan adalah villa ombak yang ada di Pulau Gili Trawangan. Pulau yang eksotik banget. Dalam sepanjang perjalanan ke pelabuhan ,jalan akses menuju kesana bus harus menyusuri jalan dekat pantai yang indah. Bewarna biru dan bersih. Disediakan speed boat mewah bagi peserta Fam Trip. Menyeberang laut dengan kecepatan yang cukup tinggi di samudra yang tenang. Tibalah rombongan di pulau Gili Trawangan.
Tiba – tiba tercengang dalam lamunan. Tak terbayangkan dalam seumur hidup saya bisa menikmati pemandangan seperti ini. Selama ini hanya di lukisan kalender yang aku tempel di kamar dindingku. Seperti cerita laskar pelangi ya. Hehehehe. Keindahan yang tidak dapat kulukiskan dengan kata – kata. Tidak ada kendaraan bermotor di sana. Yang ada hanya sarana transportasi berupa kuda dan sepeda. Pemandangan masih ASRI. Bangunan hotel di villa ombak pun sangat mewah dan unik. Lebih lengkapnya aku lampirkan di dalam foto aja.

Sesuatu yang paling istimewa adalah agenda inspeksi kamar mewah di Villa Ombak yang harga per malamnya 5 juta lebih. Kamar yang dilengkapi kolam renang pribadi dan dinding kaca sehingga bisa menikmati seluruh area pemandangan Gili trawangan. Walaupun tidak bermalam di kamar itu, tetapi dalam melakukan vibrasi untuk merasakannya. Beberapa menit saya duduk di hotel itu, merasakan kasurnya yang lebih empuk dan nyaman (sampai sekarangpun belum pernah menikmati kasur seempuk itu walaupun sering nginep di hotel bintang lima). Di dalam hati ini berjanji pada suatu saat aku akan menghadiahkan paket tour ke Lombok kepada dua orang tuaku. Saya ingin menyewa kamar itu untuk orang tuaku. Orang yang jasanya tidak pernah bisa saya balas walaupun sisa akhir hidupku kuabdikan kepada beliau berdua. Kamar yang mempesona sekali. Saya yakin LOA itu ada. Doa akan menghantarkanku ke sana. Saya sampai di sini juga karena keyakinan, keinginan naik pesawat sebelum lulus kuliah juga terlaksana karena LOA. The miracle of Dream. Tuhan telah menjawab semua doa – doa saya.

Sampai sekarang Alhamdulillah saya mulai terbiasa naik pesawat. Tidak hanya pesawat, tetapi juga terbiasa menginap di hotel berbintang 4 dan 5. Mulai dari hotel Holiday Resort Lombok, Hotel Tunjungan Surabaya, Hotel The Sultan Jakarta, Hotel Somerset Surabaya, Santika Jakarta, Hotel Sunan Solo, Hotel Morrisey Jakarta dan berbagai hotel berbintang lain yang lupa namanya. Baik dari uang pribadi maupun fasilitas yang diberikan oleh pihak lain seperti pemerintah, bank mandiri atau instansi yang lain. Saya yang tidak pernah ke Jakarta akhirnya sering kesana. Bahkan dalam setiap bulan kesana.

Itulah pengalaman tentang LOA yang mengantarkan saya dalam kehidupan yang lebih menantang dan berwarna. Dari yang belum pernah menjadi suatu hal yang sering dilakukan. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa LOA itu hanya fatamorgana, itu sah – sah saja karena setiap orang mempunyai sudut pandang yang berbeda. Mungkin semua benar, mungkin juga semua salah. Tentu saja LOA dengan usaha yang kuat. Tetapi yang terpenting adalah menetapkan tujuan atau GOAL sehingga punya tolak ukur untuk mencapainya. Sebelum ada usaha harus ada keyakinan yang menjadikan hukum ketertarikan. Mulai sekarang perlulah kita memikirkan yang baik, agar yang terjadi baik pula. Tulisan ini juga mendukung saya agar yakin terhadap usaha yang saya jalani pasti sukses. Pikiran positif itu menarik energi di semesta alam dan saat ini selalu ada rejeki yang mengalir. Berbagai peluang tiba – tiba hadir dalam bisnis saya. Ketika usaha saya mengalami kesulitan usaha, modal terkuat saya adalah keyakinan bahwa kesuksesan semakin dekat. Sekali lagi saya ucapkan Alhamdulillah. So, percaya atau tidak saya kembalikan ke pembaca. Semoga tulisan ini bermanfaat. See you….. ^_^

0 Response to "LOA itu ada"

Posting Komentar