Pameran Kewirausahaan (LUSTRUM)

Diposting oleh arifpemenang , Sabtu, 09 Januari 2010 06.35


H-2 Lustrum, 16 November
Perjalanan untuk menjadi terbaik dalam pameran lustrum membutuhkan pengorbanan yang cukup tinggi. Saya harus membawa sebuah kerajinan bambu yang bahasa jawanya adalah tolok dari sebuah desa kecil yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Ketika membawa selalu terucap pertanyaan dari beberapa orang. Ada yang bilang “Mau dibuat apa mas?”, ada juga yang bilang “Mahasiswa kok bawa pikulan?”. Tentu saja hal tersebut cukup membuat saya malu. Untuk mengurangi rasa malu saya akhirnya bilang “kerajinan ini untuk pameran di Tunjungan Plaza”. Untung saya punya jawaban yang tepat. Dengan naik beberapa kendaraan umum akhirnya sampai juga di Surabaya. Di dalam hati saya punya tekad untuk mengabaikan rasa gengsi saya demi kesuksesan yang lebih besar.

H-1 Lustrum, 17 November
Pada saat itu saya sangat bingung karena dana dari Rektorat belum juga cair. Akhirnya saya sempatkan untuk ngurus bagaimana supaya uangnya bisa cair. Alhamdulillah sore hari sudah cair juga. Setelah itu kita tim ”House of Ice” bekerja keras untuk mencari bahan2 untuk pameran. Bahkan kita di Tunjungan Plaza kita membawa ”tolok” kerajinan bambu. Banyak juga orang yang menertawakan saya. Kemudian saya hibur diri saya ”resiko orang sukses”. Hehehe

Hari pertama Lustrum, 18 November
Hati terasa berdebar – debar karena pada saat ini adalah pameran pertama. Untuk menyiapkan bahan es krim rujak ternyata sangat ribet. Tunjungan Plaza sangatlah luas. Sebelum produk datang sudah banyak orang – orang yang menanyakan samplenya. Bahkan ketika pak wakil rektor datang kami tidak berada di stan. Untung kita punya teman yang baik hati untuk sementara menjaga stan kami. Selamat deh kita.
Ketika bel berbunyi salah satu partner mengatakan sudah sampai di gerbang TP 2. Saya jemput dia kesana dengan harapan membantunya. Tetapi tak disangka barang yang dibawanya sangat banyak. Diantara barang yang berat adalah es puter. Beratnya minta ampun. Apalagi anggota kami adalah cewek semua kecuali saya sendiri. Dengan semangat saya mencoba untuk mengangkat es puter. Walaupun dengan modal semangat dan tekad tetap saja tidak kuat mengangkat. Untuk mengantisipasinya es puter itu aku seret ke lift. Tapi apa yang terjadi liftnya mati. Padahal jarak antara TP 2 dan TP 3 cukup jauh. Saya ke atas mencari kereta derek. Kereta dereknya sudah tidak ada. Kemudian tiba – tiba ada teman saya yang muncul. Alhamdulillah dewa penyelamat saya datang. Akhirnya dengan susah payah saya angkat es puter itu sampai ke convention hall Tunjungan Plaza.
Pada hari pertama kita mengadakan tester gratis untuk pembagian es krim rujak. Ternyata 1 jam saja produk sudah habis. Saya baru sadar kalau orang Indonesia suka dengan hal yang gratis. Itu adalah salah satu strategi promosi kami. Alhamdulillah hari pertama cukup menegangkan. Beberapa testimonial mengatakan rujaknya kurang kerasa dan kurang berani. Akhirnya kami dapat hasil evaluasi dari tester produk pertama.

Hari kedua Lustrum, 19 November
Selling Es krim rujak. Melihat apakah produk kami laku atau tidak. Ternyata promosi gratis es krim rujak sangatlah efektif karena rasanya sangat enak menurut customer. Sehingga besoknya mereka mengajak temannya untuk mendatangi HOI. Alhamdulillah pada hari ini penjualan habis lagi. Kami mengajak salah satu teman untuk membantu persiapan buka stan. Pada hari kedua lini kami lengkap.

Hari ketiga Lustrum, 20 November
Hari Jum’at adalah hari yang pendek sehingga kami tidak membawa dalam jumlah yang besar. Kami hanya membawa setengah porsi. Tapi penjualan hari ini keliatan sedikit sepi karena hari jum’at. Pada malam hari jam 7 persediaan produk masih 50 % sehingga kami bingung. Es krim rujak hanya awet 1 hari saja. Tiba – tiba saya melihat mentor saya Pak Samurai ketua Surabaya Entrepreneur Club menghampiri kami. Kemudian datanglah pak Putu mentor utama kami. Setelah kedatangan tamu istimewa tiba – tiba stan kami jadi ramai sehingga habislah produk kami.
Terima kasih Mas Rony, Pak Samurai dan Pak Putu yang telah memberikan testimoni juga.

Hari keempat Lustrum, 21 November
Pagi hari saya mendapat sms dari Yuan salah satu lomba debat marketing. Dia dengan semangat berusaha belajar bersama pak Yudha. Saya usahakan datang walaupun kami tidak bisa lama. Dalam proses belajar tersebut saya di telpon oleh ”Anin” panitia IMOTION untuk segera mengirimkan biodata peserta lomba debat marketing. Pada waktu itu saya sangatlah bingung. Saya harus mengurus pameran Lustrum. Di sisi lain saya harus mengirimkan biodata tersebut. Dengan susah payah setelah mengangkat Es Puter yang beratnya minta ampun akhirnya sempat juga kami mengirimkan biodata kami ke UI. Awalnya mega yang batal berangkat karena terburu – buru untuk mengirimkan data. Akhirnya saya berusaha menggantikannya walaupun tidak siap. Terkirimlah data itu ke panitia IMOTION. Dengan tenang saya kembali ke HOI Tunjungan Plaza. Perasaan tenang itu tidak bertahan lama. Karena saya mendapatkan info bahwa kita kehabisan tiket ke Jakarta.Selain itu saya juga mendapat info bahwa Yuan tidak diperbolehkan berangkat oleh orang tuanya. Matilah harapan saya. Bukan arif pemenang namanya kalau menyerah begitu saja. Pada saat itu juga saya putuskan untuk konsentrasi ke Lustrum saja. Saya fokus untuk mengikuti pameran. Jam 8 tepat kami dikumpulkan oleh BU Eli penanggung jawab AEC. Kami diminta untuk membersihkan tempat stan kami, segera menutup stan kami. Tapi ada sedikit masalah pada stan temenku. Stannya banyak tempelan double tip. Tapi yang kena adalah aku karena aku yang menempelkannya. Aku sempat berpikir kenapa ya aku hidup. Aku merasa telah kehilangan teman2ku. Semua telah membenciku. Saya berusaha instropeksi kesalahan saya. Apa yang selama ini saya lakukan?

0 Response to "Pameran Kewirausahaan (LUSTRUM)"

Posting Komentar